UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO

Kultum Hari Ke-12. Dekan FSTIK: Puasa Menjaga Diri dari Berbuat Kerusakan Lingkungan

Penulis : Humas 13 Maret 2025, Kategori: Berita

Kampus UBM Gorontalo - Bagi umat muslim, sangat bersyukur dapat melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Karena puasa adalah ibadah untuk sehat.

Pada pelaksanaan Kuliah Agama Tujuh Menit (Kultum) hari ke-12, disampaikan oleh Dekan Fakultas Sains Teknologi dan Ilmu Kesehatan (FSTIK) Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo, Adnan Malaha, M.Si. Dengan mengangkat hikmah Ibadah untuk menjaga kesehatan dan lingkungan. Sebagaimana Hadis yang diriwayatkan At-Thabrani, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Berpuasalah niscaya kalian akan sehat”.

Puasa yang dapat memberikan kesehatan, tentunya perlu memperhatikan pola makanan yang seimbang pada saat berbuka dan makan sahur, istirahat cukup, tidak stres, dan olahraga cukup.

“Untuk menu berbuka puasa, di awal berbuka sebaiknya tidak langsung menyantap nasi, karena lambung sudah beristirahat selama 12 jam. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna. Berbuka puasa sebaiknya dengan beberapa butir kurma atau makanan manis, dan air putih terlebih dahulu,” jelas Adnan Malaha, M.Si.

Dengan makanan yang sehat dan istirahat yang cukup, ibadah puasa dapat memberikan dampak untuk kesehatan, yaitu :
  1. Tubuh mendapatkan fase istirahat usus dan perut serta membantu detoksifikasi atau pengeluaran racun dari dalam tubuh;
  2. Bisa mengurangi kadar lemak tubuh. Karena lemak akan diubah menjadi energi yang dibutuhkan tubuh saat tidak ada asupan makanan ketika berpuasa;
  3. Rasa lapar memicu sel-sel induk dalam tubuh untuk melakukan pembersihan diri dengan menghancurkan bagian-bagian sel yang sudah rusak atau tidak berguna atau dikenal dengan istilah Autophagy;
Puasa bermanfaat dalam merestart sistem kerja tubuh. Kondisi ini membantu menciptakan lingkungan yang sehat bagi tubuh untuk meregulasi hormon.

Namun, di bulan ramadhan juga, kita harus dapat memperhatikan lingkungan dari penggunaan sampah plastik yang berlebihan. Karena hampir 95% pembungkus makanan atau takjil berbahan plastik. Yang tentunya akan berpengaruh pada peningkatan jumlah sampah.

Sampah plastik sulit untuk dihancurkan. Saat kita membeli takjil jangan hanya mengikuti keinginan, tapi disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan membeli berbagai macam kue dan makanan dalam jumlah yang banyak, kemudian tidak dikonsumsi, maka dapat menimbulkan sampah organik.

“Perlunya memahami pentingnya menjaga lingkungan dalam konteks Ramadhan bukan hanya sekadar tindakan tambahan, melainkan bagian integral dari ibadah dan ketakwaan kita, dengan menggunakan tempat makanan atau Wadah Reusable, yang dapat digunakan kembali,” tambahnya.

Jika sampah plastik semakin banyak kemudian dibuang di sembarang tempat, maka dapat mengakibatkan bencana banjir. Terlebih lagi kita juga perlu hati-hati dalam hal microplastik yang terlarut ke laut dan ikut dikonsumsi oleh ikan. Yang nantinya jika kita konsumsi ikan yang mengandung microplastik dalam jumlah banyak, dapat mengganggu sistem pencernaan.

Sebagaimana firman Allah SWT, dalam surat Al-A’raf ayat 56: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya.” Ayat ini menegaskan bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi dan tidak merusaknya.

Dengan mengurangi sampah dan menjaga bumi, kita tidak hanya memenuhi tanggung jawab kita sebagai umat Muslim, tetapi juga berkontribusi pada menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.

“Dengan ibadah Ramadhan 1446 H ini, mari kita berusaha membuat perbedaan yang signifikan untuk lingkungan. Kita jadikan Ramadhan sebagai momentum untuk berkomitmen menjaga lingkungan. Sehingga kita mendapatkan predikat takwa, diterima semua amal ibadah dan diampuni segala dosa,” tutup Dekan FSTIK.

Kembali