UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
Pengalaman Berkesan Mahasiswa Peserta MBKM Mandiri Kampung SDGs
Penulis : Humas 3 Februari 2025, Kategori: MBKM
Kampus UBM Gorontalo - Masyarakat merupakan laboratorium pembangunan melalui kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, fokus pada Pembangunan Masyarakat dan Wilayah Pedesaan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, serta Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, tentu memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama untuk memberikan rekomendasi dan solusi terhadap permasalahan ekonomi, lingkungan, kesehatan dan sosial kemasyaraktan.
Beragam cerita dan pengalaman menarik dari mahasiswa Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo, saat turun langsung di masyarakat dalam kegiatan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri dengan nama MBKM Mandiri Kampung SDGs atau MBKM Penting (Penanggulangan Stunting).
Kegiatan MBKM Mandiri Kampung SDGs (Sustainable Development Goals) atau tujuan pembangunan berkelanjutan, yang dilaksanakan oleh mahasiswa selama 1,5 bulan, dengan kegiatan berupa penyamaan persepsi peserta, pelatihan, turun ke lokasi, penilaian dan evaluasi yang berlokasi di 2 Desa yang berada di Bone Bolango, Kecamatan Tapa, yakni di Desa Kramat dan Desa Dunggala.
Sebanyak 12 mahasiswa dan 2 dosen turun langsung di lokasi Kampung SDGs pada Agustus 2024 lalu. Salah satunya adalah Wahid Dama, mahasiswa yang saat ini duduk di semester 7, Program Studi (Prodi) Farmasi, Fakultas Sains, Teknologi dan Ilmu Kesehatan (FSTIK) UBM Gorontalo. Banyak Masyarakat desa dan anak muda yang mendukung kegiatan mahasiswa, karena membantu masyarakat dalam memberikan edukasi kesehatan.
Ia menceritakan pengalamannya selama 1 bulan lebih turun di masyarakat, untuk memberikan sumbangsih nyata terkait keilmuan yang dimiliki. Diawali dengan kegiatan observasi, pengumpulan data, dan wawancara dengan stakeholder yang ada di Desa tersebut, kemudian menentukan fokus kegiatan untuk pencegahan stunting.
Masyarakat diberikan edukasi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, memanfaatkan tanaman berupa buah dan sayur yang ditanam di lahan desa, menolak minuman dan makanan yang tinggi kandungan pemanis, pewarna, pengawet dan perasa.
"Saya bersama teman-teman mahasiswa sangat tertantang dan bersemangat untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat di lokasi, kebetulan saat turun mayoritas mahasiswa dari Prodi bidang kesehatan, sehingga banyak program dan kegiatan yang fokus untuk kesehatan. Kami sebelumnya mengupulkan data sekunder untuk melihat kondisi desa tersebut, kemudian mendalami lagi isu yang ada melalui metode wawancara, dan terlahirnya beberapa program kegiatan utama dalam kegiatan MBKM Mandiri Kampung SDGs ini," terang Wahid.
Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu Penyuluhan dan sosialisasi terkait kesadaran penanganan stunting dan pemanfaatan obat tradisional di lingkungan sekitar.
Edukasi dan komitmen warga sekolah, dengan membubuhkan telapak tangan di sapnduk putih di salah satu Sekolah Dasar, dengan isi komitmen bersama tidak mengkonsumsi minuman kemasan dengan penambahan pewarna dan perasa.
Kemudian Kelas Inspirasi yang dilakukan di salah satu SMP, untuk pencegahan karang gigi, Stop Penggunaan Skincare berbahaya, Penyuluhan untuk bahaya merokok dan pemberian sanksi, dan Stop Bullying.
Mahasiswa juga mendapatkan fakta bahwa ada kebiasaan masyarakat yang tidak tepat saat merasakan sakit, sehingga mahasiswa memberikan penyuluhan dan sosialisasi terkait cara yang benar dan tepat untuk membantu mengobati sakit dengan mengkonsumsi obat-obatan yang tepat dan sesuai dosis.
Program ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat.
"Selain itu, kami juga bekerja sama dengan Pemerintah Desa, bersama remaja dan anak muda desa memanfaatkan kebun desa untuk ditanami dengan tanaman Buah dan Sayur, yang hasilnya dapat dikonsumsi untuk masyarakat desa. Untuk pencegahan stunting kami juga berinisiatif membuat Bahan Makanan Pendamping (BMP) untuk mencegah stunting dengan menu dari jagung, susu dan daun kelor yang banyak terdapat di sekitar desa tersebut," terang Wahid.
Wahid dan teman-teman mahasiswa juga berharap kegiatan MBKM Mandiri Kampung SDGs yang digagas oleh Kampus UBM Gorontao dapat terus berlanjut dan mengambil lokasi di desa lainnya.
Karena, manfaatnya sangat besar, bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi minat dan keilmuan di masyarakat, dapat memperluas jaringan, menambah pertemanan lintas budaya, dan meningkatkan soft skill.
"Selain berdampak baik bagi mahasiswa, MBKM Mandiri Kampung SDGs, tentu juga berdampak positif untuk msyarakat desa, karena terjalin kolaborasi antara Perguruan Tinggi dengan masyarakat sehingga mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang lebih berkualitas dan sejahtera. Untuk itu, Wahid mengajak masyarakat untuk jangan ragu bergabung dengan Kampus UBM Gorontalo, Pelopor Kemandirian dengan mengusung visi Unggul, Profesional dan Mengglobal," tutup Wahid Dama.
Kembali