UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO

Usai Sampaikan Materi Konflik Rusia-Ukraina, Dubes Arief Resmikan Pusat Studi Eropa Timur di Perpustakaan UBM Gorontalo

Penulis : Humas 3 Februari 2025, Kategori: Akademik

Kampus UBM Gorontalo - Mahasiswa Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI), Fakultas Pemerintahan dan Sektor Publik (FPSP), Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo, mendapatkan materi sangat bernilai terkait kondisi dunia internasional saat ini, khususnya konflik antara Rusia-Ukraina.

Duta Besar RI untuk Ukraina, Republik Armenia, dan Georgia, Arief Muhammad Basalamah, memberikan langsung materi terkait pengalamannya melihat dan menganalisis konflik Rusia-Ukrain, kepada peserta Studium Generale, selama lebih dari 120 menit. 

Diantara materi yang disampaikan Dubes Arief yakni terkait awal mula konflik terjadi pada tahun 2014 Rusia menganeksasi Krimea dan mendukung pemberontakan separatis di wilayah Donbass, dan mendirikan Republik Rakyat Luhanks dan Donetsk, serta pengintegrasian keduanya masuk ke dalam Rep. Federasi Rusia. Sehingga pada 24 Februari 2022, Rusia menyerang Ukraina dengan dukungan militer penuh hingga saat ini.

"Adapula aktivitas di luar perang, yakni dengan melakukan psy war antara Rusia-Ukraina. Ukraina meminta dukungan dari negara Barat yang berdampak pada peningkatan ketegangan dan menghambat upaya penyelesaian damai kedua pihak, walaupun sudah dimediasi melalui jalur PBB, Uni Eropa, NATO, OSCE, G7 dan usaha bilateral negara-negara yang netral dan peduli kemanusiaan," terang Dubes Arief.

Beberapa fakta yang terjadi di Ukraina, yakni masifnya propaganda kedua pihak melalui TV, surat kabar, radio, dan media online. Di sisi lain, Ukraina berusaha menggantikan penggunaan bahasa Rusia menjadi bahasa Ukraina, di semua lingkungan pemerintahan dan jenjang pendidikan.

Mobilisasi masyarakat khusus untuk laki-laki yang berusia 18-60 tahun, wajib untuk masuk sebagai pasukan cadangan selama perang. Selain itu juga, Ukraina masih berusaha untuk dapat menjadi bagian Uni Eropa, dengan tujuan memperkuat kerjasama dan afiliasi dengan negara Barat dan Amerika Serikat. Ukraina juga tetap bersikukuh mengembalikan wilayah yang diduduki oleh Rusia, yakni Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, Kherson, Krimea dan Sevastopol.

"Konflik Rusia-Ukraina, dilihat dari hubungan bilateral antara Indonesia-Ukraina, dari sisi politik Indonesia tetap menjunjung tinggi kedaulatan negara sesuai Piagam PBB dan Hukum Internasional. Dari sisi Ekonomi, dapat meningkatkan volume perdagangan, nilai investasi dan jumlah wisatawan asal Ukraina masuk di Indonesia. Dan dari sisi Sosial-Budaya, mendorong kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan teknologi, serta promosi kesenian dan budaya antara keduanya," urai Dubes Arief.

Dubes Arif juga banyak menjelaskan Posisi Pemerintah Indonesia saat era kepemimpinan Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo. Masih konsisten dan komitmen turut serta menjaga perdamaian dunia, dengan mengirimkan pasukan perdamaian. Untuk menghindari kekhawatiran, Kantor KBRI Kyiv pun dipindah lebih jauh dari ibukota Kyiv dengan dasar menjaga keamanan Warga Negara Indonesia. Pemerintah Indonesia juga mendorong untuk terwujudnya perdamaian, sehingga mengurangi jatuhnya banyak korban jiwa lagi di kedua pihak.

"Negara Indonesia patut bersyukur, karena sudah sejak dahulu pendiri bangsa menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan, walaupun masyarakat Indoensia memiliki perbedaan suku, ras, agama, dan latar belakang budaya. Tentunya ini perlu kita rawat dan jaga bersama, dalam ikatan yang damai dengan nilai Pancasila. Di dunia internasional perbedaan tersebut, yang menjadi cikal bakal konflik dan berujung pada peperangan," jelas Dubes Arief.

Usai menyampaikan materinya, Dubes Arief melanjutkan kegiatan menuju Perpustakaan UBM Gorontalo, untuk meresmikan Pusat Studi Eropa Timur (PSET). Ini merupakan peristiwa bersejarah bagi UBM Gorontalo dan KBRI Kyiv, dengan kerjasama dalam bentuk Pusat Studi Eropa Timur yang pertama di Indonesia.

"Saya melihat banyak peserta yang hadir saat Studium Generale. Hal ini menunjukan prospek yang positif untuk pengembangan Prodi Hubungan Internasional yang ada di Kampus UBM Gorontalo. Saya berharap, ke depan dapat melahirkan duta besar yang lahir dari bumi Gorontalo yang menjadi diplomat handal," tutup Dubes Arief. 

Kembali