UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
Training Rehab Hati di YBMG, Ustadz Nuruddin Sampaikan Materi Mukjizat dan Kekuatan Bacaan Al Quran
Penulis : Humas 19 Desember 2024, Kategori: Event
Kampus UBM Gorontalo - Training Rehab Hati di lingkungan Kampus Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo masuk di hari kedua Rabu (6/11) di Kantor Yayasan Bina Mandiri Gorontalo (YBMG).
Ustadz Nuruddin Al Indunissy dalam materinya menjelaskan tentang penciptaan alam semesta, bumi, langit beserta segala isinya. Menurut Ustadz Nuruddin Al Indunissy bahwa Allah menciptakan manusia sebagai kholifah, para malaikat taat, namun iblis tidak mau taat, kemudian mengusir iblis dari syurga.
"Iblis meminta 3 permintaan kepada Allah, dipanjangkan umurnya, menghalangi anak-cucu Adam sampai manusia kufur dan sesat, kecuali manusia yang selalu ikhlas," kata Ustadz Nuruddin Al Indunissy. Ustadz Nuruddin Al Indunissy juga menyampaikan bahwa, Nabi Adam akhirnya tergelincir atas bujuk-rayu iblis, hingga diturunkan Allah ke bumi. Nabi Adam kemudian bertaubat, dan diterima Allah SWT.
Di hadapan civitas akademika UBM Gorontalo, Ustadz Nuruddin Al Indunissy juga menerangkan tentang sejarah ringkas para nabi sampai masa nabi Ibrahim, memiliki anak-cucu dari 2 istri, Sarah (ibu nabi Ya'kub), dan Hajar (ibu nabi Ismail).
Iblis juga kata Ustadz Nuruddin Al Indunissy, kemudian menempati dasar laut yang paling dalam, kemudian mengutus anak-cucunya, syetan ke setiap tempat yang ada di bumi. Dengan metode penyebaran sihir dan perdukunan, pesugihan, dan aktivitas syirik lainnya. Gangguan jin, dan sebab gangguan jin kepada manusia, melalui tanda masalah mental seperti gangguan ibadah, gangguan emosi, was-was, halusinasi, indigo, dan blokade pernikahan/ perceraian.
Manusia juga kata Ustadz Nuruddin Al Indunissy, memiliki asalah di fisik seperti sakit menahun, jantung, pendarahan, impotensi, gangguan misterius dan genetik/degeneratif. Ustadz Nuruddin Al Indunissy mengatakan, ada beberapa cara melepaskan diri dari Syetan, yang berasal dari gangguan jin dan pengaruh sihir yakni, media sihir (buhul), dan pengaruh Ain (pandangan mata atau hasad), serta solusi umum untuk mengobati sihir (dari suara yang menyabotase).
Kemudian, ruqiah mandiri, melalui materi mukjizat Al Quran, suatu kekuatan yang menundukan akal manusia. "Proses penyembuhan bisa dilakukan melalui media suara (aktivitas zoom), tinggal diatur waktunya saja, kelebihan suara yakni bisa masuk sampai ke dalam unit terkecil dari sel, yakni DNA atau kromosonm, yang menyimpan data informasi unik dari setiap individu," ungkapnya.
Bagaimana bacaan Al Quran bisa menyembuhkan, maka orang yang meruqiah harus beriman yang sempurna (Al Quran sebagai mukjizat), harus terdengar dengan baik (suara keras/fasih), aplikasi dari teknik membaca sesuai sunnah, harus hati-hati tipu daya syetan, energi yang menghalangi dengan Al Quran harus dihilangkan, istiqomah dan hijrah ruhani kepada jalan taqwa.
Materi kemudian dilanjutkan oleh Ustadz Abdul Azam yang membahas seputar Sihir dan gangguan Jin. Ustadz Abdul Azam mengawali dengan Hadist Rasulullah SAW bahwa, setiap penyakit ada obatnya, jika ditemukan obat yang tepat maka sembuhlah sakit tersebut dengan izin Allah SWT.
"Sihir dilatarbelakangi karena masalah duniawi, dan menggunakan bantuan dukun, dan kemudian mengikat buhul pada bagian dari orang tujuan. Paling banyak metode sihir melalui media tanah kuburan yang disebar di tempat akan dilewati," terang Ustadz Abdul Azam.
Masih penjelasan Ustadz Azam ada amalan untuk mencari buhul sihir adalah memohon doa perlindungan Allah SWT. "Kesulitan mengobati gangguan jin leluhur, lebih besar dibandingkan dengan gangguan sihir, terlebih lagi kalau jin leluhur sudah mencintai anak dari orang tua atau leluhur yang bersekutu dengan jin," kata Ustadz Abdul Azam.
Di akhir kegiatan, Ketua Yayasan Bina Mandiri Gorontalo (YBMG), Dr. Azis Rachman, ST, MM, IPM., mengucapkan syukur alhamdulillah karena pelaksanaan kegiatan berjalan sukses. "Terima kasih kepada pak Ustadz Nuruddin dan tim Rehab Hati, ke depan bisa bekerja sama untuk kegiatan mahasiswa baru," tutup Dr. Azis Rachman.
Kembali